Potensi Wisata Kampung Pengok

Editor : Adhelyna Rachma Pertiwi

Penulis: Galih Divan Pranathabudi

Kereta api penumpang kelas eksekutif.

https://images.app.goo.gl/4Bzw33Vy2paMF6hS9

Kereta api merupakan alat transportasi umum di Indonesia dan memiliki banyak peminatnya. Banyak orang dengan sengaja menaiki kereta bukan untuk berpergian, namun hanya untuk menikmati kereta itu sendiri dan memuaskan rasa suka mereka terhadap kereta itu sendiri, bahkan sampai sekarang sudah banyak sekali kita dapat melihat komunitas pecinta kereta api baik di luar maupun dalam negeri. Orang yang tertarik atau suka dengan kereta api sering disebut sebagai railfans atau railfan yaitu seseorang yang tertarik dalam perkeretaan atau seorang pecinta kereta. Tentunya di Indonesia banyak sekali dapat ditemui para railfans tersebut, bahkan dari berbagai usia, di Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, banyak remaja atau mahasiswa yang memilih berpergian menggunakan kereta, dan menjadikan mereka tertarik dan menyukai kereta karena hal tersebut. Di Yogyakarta sendiri, stasiun kereta api terdiri dari: 

1. Stasiun Tugu Yogyakarta

2. Stasiun Lempuyangan

3. Stasiun Maguwo

4. Stasiun Patukan

5. Stasiun Rewulu

6. Stasiun Sentolo

7. Stasiun Wates. 

Menariknya, di Yogyakarta terdapat Balai yasa terbesar di Indonesia yaitu Balai Yasa Pengok. 

Balai yasa adalah sebuah tempat yang mengacu pada lokasi yang digunakan untuk perawatan secara besar – besaran kereta api yang dimiliki oleh operator di Indonesia. Nama balai yasa sendiri tertuang dalam UU No, 23 Tahun 2007 pasal 114 ayat (5) dimana menjelaskan bahwa depot lokomotif atau balai yasa keduanya dapat digunakan untuk pemeliharaan atau perawatan kereta api.. Istilah “balai yasa” pertama kali digunakan pada tahun 1959, untuk balai yasa Yogyakarta.  Balai yasa adalah lokasi di mana sarana perkeretaapian dapat diperbaiki dan dimodifikasi serta menjalani semi perawatan akhir (SPA) dua tahunan dan pemeliharaan akhir (PA) setiap empat tahun. Perawatan dapat dilakukan setiap hari, setiap enam bulan, atau setiap tahun, berbeda dengan dipot lokomotif. Balai Yasa merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang berada langsung di bawah kantor pusat PT Kereta Api Indonesia dan bukan di dalam daerah operasional (Daop).

Adapun Balai Yasa Pengok Yogyakarta dibangun tahun 1914 oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschapij (NIS) saat pertama dibangun itu memiliki nama Centraal Werkplaats dan memiliki tugas utama untuk melakukan kegiatan overhaul lokomotif, gerbong dan kereta. 

Pemerintah Jepang menguasai perkeretaapian pada tahun 1942, menjadikannya perusahaan perkeretaapian milik pemerintah. Pemeliharaan kereta api, gerbong, dan lokomotif tetap menjadi fungsi utamanya saat itu. Pada tanggal 28 September 1945 jalur kereta api diambil alih oleh Otoritas Publik Indonesia. Pada tanggal pengambilalihan kemudian diingat sebagai Hari Kereta Api, dan perusahaannya adalah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Nama bengkel diubah menjadi Balai Karya, namun pekerjaan utamanya tetap sama: memperbaiki kereta api, gerbong, dan lokomotif. Pada tahun 1959 Balai Karya diubah lagi menjadi Balai Yasa Traksi dan tugas utamanya hanya overhaul kereta api.

Bantuan kereta disini dilakukan secara berkala, untuk kereta Diesel Electric (DE) sebelum dibawa ke Balai Yasa Pengok dilakukan pemeliharaan di halte-halte tertentu setiap hari, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, setengah tahun dan 1 tahun. Dalam hal kereta api DE menempuh jarak 325.000 km atau 2 tahun, maka kereta api tersebut masuk Pengok Balai Yasa untuk SPA, dan dengan asumsi kereta api telah menempuh jarak 650.000 km atau 4 tahun, maka kereta api tersebut masuk Pengok Balai Yasa untuk dilakukan PA.

Kereta api yang bertipe Diesel Hidrolik, sebelum dibawa ke Balai Yasa Pengok, kereta akan di bawa ke gudang atau dipo terpisah untuk perbaikan dan atau pemeliharaan harian, 500 jam, 1000 jam, 2000 jam, 4000 jam dan 8000 jam. Lokomotif masuk Pengok Balai Yasa untuk SPA jika sudah mencatat 12.000 jam pelayanan, dan lokomotif masuk Pengok Balai Yasa untuk PA jika telah mencatat 24.000 jam pelayanan.

Salah satu keunikan disini adalah terdapat kampung yang satu wilayah dengan Balai Yasa Pengok yaitu kampung Pengok, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta. Yang mana sudah sering diusulkan bahkan sejak 2019 untuk menjadi tempat wisata karena lokasinya yang unik yakni berdekatan dengan jalur kereta api yang menuju Balai Yasa Pengok yang sangat dekat sekali dengan rumah warga, banyak orang sengaja berkunjung ke kampung Pengok tersebut hanya untuk melihat kerata lewat dari dekat, karena kecepatan kereta yang pelan. Diharapkan warga kampung Pengok tidak hanya menjadi penonton juga, namun dapat membuat kegiatan positif dan dapat menghasilkan dari letak strategis rumahnya tersebut. Para penonton juga mendapat keuntungan jika terdapat kepengurusan yang jelas sehingga aman dan terkendali, serta memiliki fasilitas tambahan seperti tempat parkir, makanan, toilet, dan lain – lain.

Banyaknya  para pecinta kereta api di Indonesia terutama di Yogyakarta yang terkenal selalu memiliki banyak pengunjung   dapat membuat potensi tempat wisata ini terbentuk karena pasti akan ramai dikunjungi oleh mereka yang memiliki ketertarikan atau suka dengan kereta api, bisa juga masyarakat umum atau mahasiswa yang seringkali bingung untuk menghabiskan waktu luangnya, dapat berkunjung ke kampung ini dan menambah pengetahuan dan pengalaman baru. Bahkan menurut kabar, sudah banyak orang dari pagi sampai malam yang mengunjungi kampung Pengok hanya untuk melihat dan menunggu kereta melewati tempat itu, karena menurut mereka, melihat kereta dengan kecepatan yang pelan lebih menarik daripada kereta cepat di jalur biasa atau jalur umum.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started